Pilih bahasa Anda EoF

Santo Hari Ini tanggal 27 Maret: St

St Rupert: Rasul Bavaria dan Pendiri Gereja Salzburg

Nama

St

Judul

Uskup

Kelahiran

Abad ke-7, Salzburg

Kematian

27 Maret 718, Salzburg

Kambuh

27 Maret

Martyrologi

2004 Edisi

 

Doa

Rupert yang mulia, Gembala jiwa-jiwa, doakanlah kami dan keluarga kami. Beri kami kesabaran dan beri kami kekuatan untuk kelahiran kembali spiritual yang Anda ajarkan kepada dunia. Ya Tuhan, semoga melalui perantaraan St. Rupert dan orang-orang kudus-Mu, umat manusia dapat kembali mempraktikkan iman Kristen untuk evangelisasi baru di milenium ketiga ini demi pujian dan kemuliaan nama-Mu dan kemenangan Gereja. Amin.

Martirologi Romawi

Di Salzburg, Bavaria, di masa kini Austria, St. Rupert, seorang uskup, yang pertama kali tinggal di Worms, datang ke Bavaria atas permintaan Adipati Theodon dan membangun sebuah gereja dan biara di Salzburg, yang ia pimpin sebagai uskup dan kepala biara. , menyebarkan iman Kristen dari sana.

Orang Suci dan Misi

Saint Rupert, yang diakui sebagai Rasul Bavaria dan pendiri Gereja Salzburg, dengan cara yang patut dicontoh mewujudkan misi evangelisasi Kristen dan membangun komunitas iman. Kehidupannya, yang penuh dengan semangat kerasulan dan dedikasinya terhadap Injil, memberi kita perspektif yang mencerahkan mengenai hakikat misi di Gereja mula-mula, serta memberikan model-model yang relevan bagi komitmen misioner kita di dunia kontemporer. Misi Saint Rupert berakar pada panggilan ilahi yang mendalam, yang membawanya dari wilayah Austria dan Bavaria saat ini untuk mengabdikan dirinya pada penyebaran agama Kristen di antara populasi penyembah berhala. Karya evangelisasinya tidak terbatas pada khotbah sederhana; hal ini mencakup pembentukan struktur gerejawi, pendidikan komunitas lokal, dan komitmen terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di wilayah-wilayah yang diinjili. Visi misi yang holistik ini mencerminkan wawasan mendasar: iman Kristiani menyentuh dan mengubah setiap aspek kehidupan manusia. Dedikasi Saint Rupert dalam membangun komunitas iman diwujudkan melalui kemampuannya mengumpulkan pria dan wanita di sekelilingnya yang bersedia hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Injil. Dengan mendirikan Biara Santo Petrus dan Katedral Salzburg, ia tidak hanya menciptakan pusat kehidupan spiritual, tetapi juga pusat kebudayaan, pendidikan dan kesejahteraan sosial yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Pendekatan terpadu ini menyoroti pentingnya gereja lokal sebagai jantung misi, tempat di mana iman dipupuk dan dari situ iman memancar ke dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, St. Rupert mengajarkan kita bahwa misi memerlukan komitmen dan pengorbanan pribadi. Keputusannya meninggalkan kampung halamannya untuk menjawab panggilan misionaris menggambarkan perlunya umat Kristiani untuk bersedia keluar dari zona nyaman mereka, menghadapi hal-hal yang tidak diketahui, dan terlibat dalam konteks yang seringkali sulit demi Injil. Keterbukaan terhadap pengorbanan dan mobilitas misioner masih relevan saat ini seperti pada masa pemerintahan St. Rupert, di dunia yang membutuhkan saksi-saksi Kristus yang bangkit di setiap sudut bumi. St Rupert dan misinya mengingatkan kita bahwa panggilan untuk mengikuti Kristus pada hakikatnya adalah panggilan untuk evangelisasi dan pelayanan. Kehidupannya mengilhami umat beriman di segala zaman untuk memperbarui komitmen mereka terhadap penyebaran Injil, mengingatkan kita bahwa misi Kristiani adalah tugas berkelanjutan yang membutuhkan semangat, kreativitas, dan dedikasi. Teladannya mengundang kita untuk mempertimbangkan bagaimana kita dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan Gereja dan kesejahteraan masyarakat, membawa terang Kristus ke dalam komunitas kita dan sekitarnya.

Orang Suci dan Rahmat

St Rupert, yang dihormati sebagai Rasul Bavaria dan pendiri Gereja Salzburg, memberikan contoh yang mencerahkan tentang bagaimana rahmat dapat dialami melalui evangelisasi dan bimbingan spiritual. Kehidupan dan pelayanannya, yang berakar pada iman Kristiani dan kasih kepada Tuhan dan sesama, mengungkapkan betapa besarnya belas kasihan ilahi yang diwujudkan dalam keinginan untuk membawa terang Injil ke dalam tanah gelap ketidaktahuan dan takhayul. Belas kasih dalam diri Saint Rupert diwujudkan pertama-tama dan terutama dalam pilihannya untuk mengabdikan hidupnya pada misi penginjilan, suatu tindakan kasih yang mendalam bagi jiwa-jiwa yang belum menjumpai pesan keselamatan Kristus. Semangat misionaris ini dimotivasi oleh belas kasih yang tulus terhadap orang-orang yang dipercayakan kepadanya, mendorongnya untuk melakukan perjalanan melintasi daerah-daerah terpencil untuk mewartakan Kabar Baik, mendirikan gereja dan membangun komunitas beriman. Oleh karena itu, pekerjaan penginjilannya bukan sekadar tugas doktrinal, namun merupakan ekspresi nyata belas kasihan yang berupaya membebaskan individu dari perbudakan rohani dan kegelapan. Lebih jauh lagi, belas kasihan Saint Rupert diungkapkan melalui komitmennya terhadap pembentukan komunitas Kristen, mendukung masyarakat miskin dan mendorong distribusi sumber daya yang adil. Pendekatan pastoralnya mencakup kepedulian material dan spiritual terhadap umatnya, yang menunjukkan bahwa belas kasihan sejati menyentuh semua dimensi kehidupan manusia. Upayanya untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan memajukan pertanian dan pendidikan mencerminkan rasa tanggung jawab yang mendalam terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sosok Santo Rupert mengingatkan kita bahwa belas kasihan merupakan inti karya evangelisasi Gereja. Hal ini memanggil kita untuk menjadi alat kasih karunia Allah, bekerja untuk menerangi jalan mereka yang berada dalam kegelapan ketidaktahuan dan keputusasaan serta membimbing mereka menuju kebenaran dan terang Kristus. Hal ini membutuhkan hati yang terbuka dan penuh kasih sayang, bersedia bertemu orang lain yang membutuhkan dan menawarkan cinta, harapan, dan penyembuhan. St Rupert mengundang kita untuk merenungkan bagaimana belas kasihan dapat menginformasikan dan mengilhami misi kita di dunia saat ini. Beliau menantang kita untuk melihat penginjilan bukan sekedar transmisi pengetahuan, namun sebagai karya kasih yang menanggapi kebutuhan terdalam umat manusia dengan pengertian, kesabaran dan kepedulian. Kehidupannya mengilhami kita untuk menghayati iman kita dengan komitmen yang diperbarui terhadap belas kasihan, menyadari bahwa melalui tindakan kasih dan pelayanan yang nyata kita dapat benar-benar memberikan kesaksian akan kehadiran Allah yang menyelamatkan di antara kita.

Biara Santo Petrus dan Katedral Salzburg

Biara Santo Petrus dan Katedral Salzburg mewakili dua permata arsitektur dan spiritual yang membuktikan iman Kristen yang mendalam dan kekayaan budaya Eropa. Didirikan oleh St. Rupert, lembaga-lembaga ini tidak hanya merupakan keajaiban arsitektur, tetapi juga pusat doa, pendidikan dan budaya yang telah membentuk kehidupan spiritual dan sosial di wilayah tersebut selama berabad-abad. Biara Santo Petrus, yang dianggap sebagai salah satu biara berbahasa Jerman tertua yang masih beroperasi, adalah simbol kelangsungan kehidupan biara dan pentingnya dalam Kekristenan Barat. Biara ini tidak hanya menjadi tempat retret spiritual bagi para biksu yang tinggal di sana, tetapi juga menjadi pusat penyinaran budaya, tempat berkembangnya transkripsi naskah, pendidikan, dan seni. Perpustakaan dan arsipnya menyimpan saksi-saksi berharga tentang spiritualitas, sejarah, dan budaya Eropa, yang mencerminkan peran komunitas biara dalam konservasi dan transmisi pengetahuan selama berabad-abad. Secara paralel, Katedral Salzburg berdiri sebagai monumen megah seni sakral dan arsitektur Barok, mengundang jamaah dan pengunjung untuk merenungkan keindahan sebagai jalan menuju ketuhanan. Strukturnya yang megah tidak hanya mendominasi cakrawala kota dengan keanggunannya, namun juga menyambut komunitas umat beriman yang berkumpul untuk berdoa, merayakan sakramen dan kehidupan komunitas. Katedral, dengan akustiknya yang luar biasa, juga merupakan tempat di mana musik sakral, khususnya karya Mozart asli Salzburg, mengangkat semangat dan memperkaya liturgi, membuktikan hubungan yang tak terpisahkan antara iman, seni, dan budaya. Biara Santo Petrus dan Katedral Salzburg bersama-sama mewujudkan warisan St. Rupert dan komitmennya untuk menciptakan ruang suci yang didedikasikan untuk ibadah, pendidikan, dan promosi budaya. Tempat-tempat ini tidak hanya merupakan kesaksian sejarah dari masa lalu, namun terus menjadi sumber inspirasi dan pembaharuan spiritual bagi masyarakat saat ini. Mereka mengingatkan kita bahwa iman Kristiani tidak pernah lepas dari kehidupan komunitas dan budaya di mana ia disisipkan, namun dipanggil untuk berdialog dengan mereka, memperkaya dan mentransformasikannya. Biara Santo Petrus dan Katedral Salzburg melambangkan keindahan dan kedalaman tradisi Kristen di Eropa, menantang kita untuk mengakui nilai warisan spiritual dan budaya kita dan pada gilirannya berkontribusi terhadap kehidupan dan perkembangannya. Mereka mengundang kita untuk merefleksikan peran ruang sakral seperti ini dalam memupuk pencarian kita akan makna dan mendorong masyarakat yang lebih manusiawi dan penuh persaudaraan.

Hagiografi

Rupert dilahirkan dalam keluarga bangsawan keturunan Irlandia yang berkerabat dengan Merovingian pada akhir abad ke-7. Setelah mendapat pendidikan biara, dia bekerja untuk penginjilan di Bavaria yang masih penyembah berhala. Dia adalah uskup keliling pertama di Salzburg, yang karya garamnya juga dia promosikan. Dia adalah uskup Worms dan…

BACA LEBIH BANYAK

Sumber dan Gambar

SantoDelGiorno.it

Anda mungkin juga menyukai