Pilih bahasa Anda EoF

Perang Sudan yang Terlupakan: Saudari Pengasih Membawa Harapan di Tengah Kehancuran

Ketahanan Biarawati Misionaris dalam Menghadapi Konflik dan Permohonan Penduduk yang Putus Asa

Di tengah perang yang terlupakan di Sudan, secercah harapan muncul ketika Daughters of Mary Help of Christians (FMA) di Karthoum menghadapi badai kekerasan. Kediaman mereka dihantam bom pada tanggal 3 November, sebuah peristiwa yang menyoroti kekuatan misi mereka dan hubungan mendalam dengan penduduk setempat.

Para Suster Tidak Terpengaruh oleh Badai

Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh konflik tersebut, para suster misionaris melaporkan kesejahteraan mereka setelah menerima panggilan telepon pada tanggal 11 November. Suster Chiara Cazzuola, Ibu Jenderal FMA, menyatakan kelegaannya, dengan menyatakan bahwa para suster aman, meskipun di daerah tersebut. sekitar tempat tinggal mereka menanggung bekas pemboman. Parahnya situasi ini menjadi jelas ketika masyarakat mengamati kerusakan yang terjadi dari dalam, sementara pengamat dari luar menilai apakah para suster masih hidup, sehat, dan membutuhkan.

Seruan Harapan di Tengah Kehancuran

Selama panggilan tersebut, para suster mendengar tangisan anak-anak dan orang-orang miskin yang mencari perlindungan di tempat perlindungan mereka. Komunitas lokal, yang menghadapi kenyataan pahit berupa pengungsian dan kekerasan, memohon kepada para suster untuk tidak meninggalkan mereka. “Selama Anda di sini, kami punya harapan; jangan tinggalkan kami juga!” bergema sebagai permohonan putus asa, menggambarkan para Suster sebagai satu-satunya mercusuar harapan komunitas.

Tanggapan Penuh Kasih dari Para Suster

The Sisters, yang dikenal karena komitmennya yang tak tergoyahkan rahmat dan kasih sayang, sambut semua orang, sampai-sampai mereka tidak yakin dengan jumlah orang yang ditampung di rumah mereka. Seruan harapan mencerminkan dampak mendalam dari misi mereka, melampaui batas-batas agama untuk merangkul semua yang membutuhkan.

Tantangan dan Kekhawatiran

Suster Chiara mengungkapkan keprihatinannya mengenai jarak dan tantangan komunikasi yang dihadapi para suster. Namun, beliau mendapat kekuatan dari kepercayaan para suster yang tak tergoyahkan kepada Maria Penolong Umat Kristiani, yang percaya akan perlindungan ilahi yang tiada henti. Ia menyerukan kepada seluruh Institut FMA dan Komunitas Pendidikan untuk turut serta memohon perantaraan Maria yang kuat untuk perdamaian tidak hanya di Sudan tetapi juga di semua negara yang dilanda konflik.

Krisis Kemanusiaan di Sudan

Konflik di Sudan, yang disebut sebagai perang yang terlupakan, telah mengakibatkan krisis kemanusiaan yang mengerikan. Menurut perkiraan PBB, perang saudara antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sejak 15 April telah merenggut 9,000 nyawa dan membuat lebih dari 6 juta orang mengungsi.

Di tengah perang yang terlupakan di Sudan, Sisters of Mercy mewujudkan semangat misi dan ketahanan. Komitmen mereka untuk tetap bertahan di tengah kehancuran menjadi simbol harapan bagi masyarakat yang putus asa mencari hiburan di tengah kekacauan. Ketika mereka melanjutkan misinya, komunitas internasional didesak untuk merenungkan dampak konflik yang terlupakan dan peran penting yang dimainkan oleh misi belas kasihan dalam menyembuhkan masyarakat yang terluka.

Images

piksel mentah.com

sumber

Anda mungkin juga menyukai