Pilih bahasa Anda EoF

Santo Hari Ini tanggal 14 April: St

St Liduina: Pelindung Penderitaan dan Kekuatan dalam Penyakit

Nama

St.Liduina

Judul

Perawan

Kelahiran

18 Maret 1380, Schiedam

Kematian

14 April 1433, Schiedam

Kambuh

14 April

Martyrologi

2004 Edisi

Kanonisasi

1890, Roma, Paus Leo XIII

 

Pelindung

sakit kronis, pemain seluncur es

Martirologi Romawi

Di Schiedam di Geldria, di Belanda saat ini, Santo Liduina, seorang perawan, yang demi pertobatan orang berdosa dan pembebasan jiwa menanggung kelemahan tubuh dengan kesabaran sepanjang hidupnya, hanya percaya pada Tuhan.

 

Orang Suci dan Misi

Santo Liduina dari Schiedam, yang hidupnya ditandai dengan penyakit yang panjang dan menyakitkan, mewujudkan dimensi spiritual yang mendalam dari misi Kristiani: memberikan kesaksian akan kehadiran Tuhan bahkan di dalam hati yang sakit dan menderita. Keberadaannya, yang sebagian besar dihabiskan di tempat tidur, menjadi saluran kasih karunia, inspirasi dan penghiburan yang mengejutkan bagi banyak orang, mengungkapkan bagaimana kesetiaan dan penyerahan diri kepada Tuhan dapat mengubah keadaan yang paling sulit sekalipun menjadi jalan menuju kekudusan. Misi Santo Liduina mengajarkan kita bahwa pelayanan kepada Tuhan dan sesama tidak dibatasi oleh kondisi fisik atau kemampuan eksternal. Memang, kehidupannya menunjukkan bahwa penderitaan itu sendiri, yang ditawarkan dan dialami dalam kesatuan dengan Kristus, dapat menjadi sumber perantaraan yang kuat dan sarana untuk pertobatan dan pembaruan rohani orang-orang di sekitar kita. Kesabaran, keberanian dan pengharapan yang ia miliki dalam menghadapi penyakitnya menjadi kesaksian yang jelas akan kasih karunia Tuhan yang bekerja dalam semua keadaan hidupnya. Lebih lanjut, kisah Santo Liduina mengingatkan kita akan pentingnya menerima dan berserah diri pada kehendak Tuhan. Kemampuannya untuk menemukan kedamaian dan kegembiraan di tengah penderitaan merupakan pengingat bahwa kebebasan dan kebahagiaan sejati datang bukan dari kondisi eksternal, namun dari kedalaman hubungan kita dengan Tuhan. Hidupnya adalah sebuah undangan untuk percaya sepenuhnya pada pemeliharaan ilahi, mengetahui bahwa Tuhan dapat mendatangkan kebaikan bahkan dari situasi yang paling sulit sekalipun. Sosok Santo Liduina juga menantang pemahaman kita tentang misi sebagai sesuatu yang selalu memerlukan tindakan eksternal atau hasil yang nyata. Beliau menunjukkan kepada kita bahwa kehadiran, doa, dan persembahan penderitaan seseorang dalam kesatuan dengan penderitaan Kristus juga merupakan cara yang ampuh untuk berpartisipasi dalam misi Gereja dan berkontribusi bagi kebaikan dunia. Aspek misi Kristiani ini memanggil kita untuk mengakui nilai dan martabat setiap orang, bahkan mereka yang mungkin dianggap tidak aktif atau tidak produktif oleh dunia. Santo Liduina dari Schiedam muncul sebagai contoh cemerlang tentang bagaimana rahmat Allah dapat bekerja melalui kerapuhan dan penderitaan kita, mengundang kita ke dalam persekutuan yang lebih dalam dengan-Nya dan misteri Salib. Kehidupannya mendorong kita untuk melihat melampaui penampilan luar dan menyadari bahwa kita masing-masing, terlepas dari kondisi fisik atau kemampuan kita, dipanggil untuk misi yang unik dan berharga dalam rencana Allah. Santo Liduina mengajarkan kita bahwa dengan mempersembahkan penderitaan kita dengan cinta kepada Tuhan, kita dapat menjadi instrumen penderitaan-Nya rahmat dan sumber harapan dan kenyamanan bagi dunia.

Orang Suci dan Rahmat

Santo Liduina, dalam penderitaannya yang berkepanjangan dan intens, menjadi simbol hidup belas kasihan ilahi, yang mewujudkan misteri rasa sakit yang diubah menjadi rahmat. Kehidupannya berbicara kepada kita tentang belas kasihan yang melampaui belas kasih sederhana atas penderitaan orang lain; ia mengajarkan kepada kita bahwa di tengah penderitaan, terdapat tempat suci di mana belas kasihan Allah diwujudkan dalam cara yang luar biasa intim dan penuh kuasa. Kisah Santo Liduina menunjukkan kepada kita bagaimana belas kasihan dapat dialami dan diterima tidak hanya melalui tindakan kebajikan fisik, namun juga melalui berbagi rasa sakit secara spiritual. Dalam ketidakmampuannya untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan komunitas karena kondisi kesehatannya, Liduina menemukan kedalaman persatuan yang unik dengan Kristus yang menderita, mempersembahkan penderitaannya demi penebusan dunia. Tindakan persembahan ini menjadi contoh cemerlang bagaimana belas kasihan dapat bekerja melalui kita ketika kita menyatukan penderitaan Kristus dengan kasih dan kepercayaan. Melalui penyakitnya, Santo Liduina menjelajahi kedalaman belas kasihan ilahi, menemukan bahwa kenyamanan dan penyembuhan sejati tidak datang dari penghapusan rasa sakit, namun dari penerimaan penuh kasih terhadap kehendak Tuhan. Pengalaman penderitaannya yang diubah menjadi doa dan persembahan mengundang kita untuk mempertimbangkan kembali pendekatan kita terhadap penderitaan, melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami dan mewujudkan belas kasihan dengan cara yang berada di luar pemahaman manusia. Lebih jauh lagi, kehidupan Santo Liduina adalah pengingat bahwa belas kasihan Tuhan meluas kepada semua orang, apapun keadaannya. Kemampuannya untuk menginspirasi, menghibur dan membawa harapan bagi banyak orang, meskipun kondisinya melemahkan, merupakan bukti kekuatan belas kasihan ketika dijalani dalam kepenuhan iman. Beliau mengingatkan kita bahwa kita dipanggil untuk menjadi alat belas kasihan ilahi, yang membawa terang ke dalam kegelapan keputusasaan dan kesakitan. Santo Liduina mengajarkan kita bahwa belas kasihan adalah realitas yang terwujud secara mendalam, yang dialami tidak hanya dalam tindakan lahiriah, namun juga dalam menyambut penderitaan secara intim dengan iman dan cinta. Kehidupannya adalah kesaksian akan fakta bahwa, bahkan dalam pencobaan yang paling berat sekalipun, kehadiran belas kasihan Tuhan menyelimuti kita, mengubah penderitaan kita menjadi jalan menuju persekutuan yang lebih dalam dengan-Nya. Santo Liduina mengundang kita untuk melihat inti penderitaan kita, di mana kita dapat menemukan belas kasihan Tuhan yang memanggil kita menuju harapan baru dan kegembiraan yang mengatasi semua rasa sakit.

Hagiografi

Perawan dan santo lahir di Schiedam pada tahun 1380. Pada usia lima belas tahun Liduina terjatuh saat bermain ice skating, Liduina lumpuh di tempat tidur, kecelakaan itu adalah sumber dari semua penyakit yang menyiksanya hingga kematiannya…

BACA LEBIH BANYAK

Sumber dan Gambar

SantoDelGiorno.it

Anda mungkin juga menyukai